EKUITAS
Definisi
Ekuitas
Ekuitas
adalah modal yang diinvestasikan dalam suatu usaha (ekuitas dalam akuntansi
merupakan penambahan dari profit selama tahun2 berjalan dengan modal mula-mula)
Rumus akuntansi : Asset = Kewajiban + Ekuitas
Investasi
ekuitas umumnya berhubungan dengan pembelian dan menyimpan saham stok pada
suatu pasar modal oleh individu dan dana dalam mengantisipasi pendapatan dari
deviden dan keuntungan modal sebagaimana nilai saham meningkat. Hal tersebut
juga kadang kadang berkaitan dengan akuisisi saham (kepemilikan) dengan turut
serta dalam suatu perusahaan swasta (tidak tercatat di bursa) atau perusahaan
baru ( suatu perusahaan sedang dibuat atau baru dibuat). Ketika investasi
dilakukan pada perusahaan yang baru, hal itu disebut sebagai investasi modal
ventura dan pada umumnya dimengerti mempunyai risiko lebih besar dari pada
investasi situasi-situasi dimana saham tercatat di bursa dilakukan.(Wikipedia)
Karena
artikulasi harus dipertahankan, ekuitas tidak didefinisi secara semantik tetapi
secara sintaktik. Ekuitas didefinisikan sebagai hak residual atas aktiva
perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas didefinisikan sebagai hak
residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Godfrey, Hodgson, dan
Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar tiga kriteria, yaitu
hak-hak masing-masing pihak atas penyelesain klaim, hak penggunaan aset dalam
operasi, serta substansi ekonomik perjanjian.
Atas
dasar konsep kesatuan usaha, kreditor dan pemegang saham sama-sama mempunyai
klaim atau hak untuk dilunasi atas dana yang ditanamkan di perusahaan. Tetapi
terdapat dua kharakteristik yang melekat pada hak kreditor, yaitu
a. Penyelesaian
klaim mereka pada tanggal tertentu melalui transfer aset, dan
b. Prioritas
diatas pemilik dalam penyelesaian klaim mereka dalam hal likuidasi.
Hak
kreditor dan pemegang saham juga berbeda dalam hal penggunaan aset. Ekuitas
pemegang saham diklasifikasikan menjadi dua komponen penting yaitu modal
setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham sebagai
modal yuridis dan modal setoran tambahan, dan komponen lain yang merefleksi
transasksi pemilik. komponen lain-lain terdiri atas pos-pos yang tidak tepat
dimasukkan dalam komponen modal setoran lainnya atau laba ditahan tetapi sering
diklasifikasikan sebagai pos ekuitas pemegang saham.
Tujuan
Pada
umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan
informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan kepengurusan
manajemen. Tujuan yang lain adalah menyediakan informasi tentang riwayat serta
prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya, serta merupakan
tanggung jawab yuridis pemilik. Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang
harus disampaikan berkaitan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal
adalah sumber ekuitas, pembatasan pembagian dividen dan likuidasi, batas
perlindungan dan urutan penyerapan rugi.
Pembedaan
modal setoran dan laba ditahan
Pembedaan
antara dua komponen ekuitas pemegang saham merupakan hal yang sangat penting. Dari
segi administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba
sehingga laba ditahan harus dipisahkan dengan modal setoran meskipin jumlah
akhirnya ditotal untuk membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan juga penting
secara yuridis karena modal setoran merupakan dana dasar yang harus tetap
dipertahankan untuk menunjukkan perlindungan pada pihak lain, sedangkan laba
ditahan adalah jumlah rupiah yang secara yuridis dapat digunakan untuk pembagian
deviden.
Modal
yuridis
Sebagai
pasangan laba ditahan, modal setoran dibedakan menjadi modal yuridis dan modal
setoran lain. Modal yuridis timbul karena adanya ketentuan hukum yang
mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam
rangka perlindungan kepada pihak lain. Bentuk dari peraturan ini adalah adanya
nilai nominal atau nilai minimum. Besarnya modal yuridis bergantung pada
karakteristik saham (bernominal, takbernominal/bernilai nyataan,
takbernominal/takbernilai nyataan).
Perubahan
modal setoran
Tujuan
utama perekayasaan akuntansi modal setoran adalah untuk membedakan secara tegas
antara perubahan akibat transaksi operasi. Berbagai sumber yang dapat mengubah
modal storan dengan berbagai masalah teoritisnya adalah:
Pemesanan saham
Pemesanan saham
Pada
saat perusahaan didirikan atau melakukan penawaran publik perdana, perusahaan
telah menetapkan apa yang disebut modal dasar. Dengan autorisasi tersebut
perusahaan akan mencetak sertifikat saham. Bila saham telah terjual dan pembeli
telah membayar penuh kesepakatannya, sertifikat saham akan diserahkan kepada
pembeli. Berdasar konsep kesatuan usaha, jumlah rupiah yang diterima perusahaan
akan menimbulkan atau diimbangi dengan modal setoran.
Pada
umumnya investor yang berminat membeli saham perusahaan harus memesan terlebih
dahulu saham yang dibeli dengan harga yang sesuai. Yang menjadi masalah adalah
apakah jumlah rupiah saham pesanan tersebut telah dapat diakui sebagai modal
setoran?
Jumlah
rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya apabila memenuhi
dua syarat, yaitu tidak dapat dibatalkan, dan pelunasan tidak terlalu lama.
Obligasi
terkonversi
Dalam
hal tertentu perusahaan menerbitkan obligasi dengan kharakteristik dapat
ditukarkan dengan saham biasa. Kalau hak tukar dari obligasi tersebut digunakan
oleh pemegang obligasi akan timbul perubahan status kewajiban menjadi modal
storan.
Masalah
teoritisnya adalah pada saat hak diambil, berapakah jumlah rupiah yang diakui
sebagai modal setoran?
Untuk
mengatasi masalah tersebut terdapat beberapa alternatif yang dapat digunakan
sebagai basis kapitalisasi, yaitu nilai bawaan obligasi, harga pasar obligasi,
dan harga pasar saham.
Saham
prioritas terkonversi
Saham
prioritas atau saham istimewa menjadi saham biasa atas kehendak pemegang saham.
Masalah yang ada sama dengan masalah yang muncul pada obligasi terkonversi,
yaitu Pada saat hak diambil, berapakah jumlah rupiah yang diakui sebagai modal
setoran? Dalam mengatasi permasalahan tersebut terdapat dua alternatif yang
dapat digunakan, yaitu Pendekatan satu-transaksi, dan pendekatan dua-transaksi.
Deviden saham
Deviden saham
Dividen
saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis dengan saham
yang mula-mula diterbitkan. Permasalahan yang muncul akibat pembagian deviden
saham adalah bila dikapitalisasi, berapakah jumlah rupiah yang dikapitalisasi
menjadi modal setoran? Untuk mengatasinya, alternatif penyelesaian yang
digunakan terdiri atas dasar nilai nominal, dan atas dasar nilai pasar saham.
Hak beli saham
Hak beli saham
Hak
beli saham adalah hak yang diberikan bagi pemegang saham lama untuk membeli sejumlah
saham. Harga pasarhak beli ini adalah sebesar selisih harga pasar saham dengan
harga yang harus dibayar pemegang saham yang mempunyai hak beli saham. Hal yang
menjadi permasahan adalah perlukah jumlah rupiah ini dikapitalisasi.
Bila
dividen saham dapat dikapitalisasi maka hak beli saham juga dapat
dikapitalisasi, karena hak beli saham dapat dianggap sebagai dividen saham
dengan nilai sebesar harga pasar hak beli saham. Jumlah ini dikapitalisasi ke
modal setoran lain. Namun argument ini dibantah dengan alasan bahwa
kapitalisasi hak beli saham menjadi modal setoran adalah tidak logis karena
tidak ada sumber ekonomik yang disetorkan oleh pemegang saham dan tidak ada
saham baru yang diterbitkan.
Opsi
saham
Opsi
merupakan instrumen yang dapat digolongkan sebagai sekuritas turunan-saham
berupa hak untuk membeli atau menjual sejumlah saham. Opsi diterbitkan atau
ditulis oleh investor dan dijual kepada investor lain. Terdapat dua macam opsi
yaitu call dan put. Opsi call adalah opsi yang memberi hak kepada pemegang opsi
untuk membeli saham dengan harga tertentu selama perioda tertentu. Orang
membeli bila mengharapkan harga saham menaik. Sedangkan opsi put adalah opsi
yang memberi hak kepada pemegang opsi untuk menjual saham dengan harga tertentu
selama perioda tertentu. Orang membeli opsi bila mengharapkan harga saham
menurun
Warran
Dalam
PSAK No. 41, IAI mendefinisi warran sebagai efek yang diterbitkan oleh suatu
perushaan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari
perusahaan tersebut pada harga dan jangka waktu tertentu. Pemegang warran dapat
membeli sejumlah saham dengan mengambalikan warran tersebut dan membayar
sejumah kas tertentu. Terdapat beberapa kharakteritik dari warran, yaitu (1)
berbeda dengan hak beli saham atau opsi, (2) terdapat beberapa jenis: lepas,
lekat, dan bebas, (3) perlakuan akuntansi berbeda untuk tiap jenis, dan (4) isu
akuntansi: Bila opsi diambil, apakah harga opsi dipisahkan dengan harga
sekuritas terkait.
Saham
treasuri
Saham
treasuri adalah penarikan kembali saham yang beredar untuk sementara dan
kemudian diterbitkan kembali. Beberapa alasan perusahaan melakukan penarikan
kembali antara lain saham tersebut akan diterbitkan kembai kepada karyawan
dalam program opsi saham, serta saham tersebut akan digunakan untuk membeli
perusahaan lain dalam transaski penggabungan usaha.
Masalah
teoritis yang melekat pada transaksi saham treasuri adalah (1) penentuan jumlah
rupiah yang harus dianggap sebagai pengurangan modal setoran dan laba ditahan,
(2) pengungkapan pengaruhnya terhadap modal yuridis bila saham treasuri dijual
kembali. Mengenai hal tersebut, terdapat dua pendekatan atau konsep yang dapat
diterapkan yaitu konsep satu-transaksi dan konsep dua-transaksi
PERUBAHAN
LABA DITAHAN
Kalau
pemisahan antara transaksi modal dan transaski operasi harus tetap
dipertahankan, hanya terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba
ditahan yaitu laba atau rugi priodik. Transaksi lain yang dapat mempengaruhi
laba ditahan adalah transaksi yang tergolong dalam transaksi modal. Pengaruh
beberapa transaksi diatas langsung dimasukkan dalam laba ditahan dan tidak
melalui statemen laba-rugi perioda terjadinya transaksi tersebut karena
transaksi tersebut merupakan transaksi modal.
Terdapat
beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam suatu perioda
berubah selain karena transaksi modal, tetapi karena transaksi khusus, yaitu
penyesuaian perioda-lalu, koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya,
pengaruh perubahan akuntansi, dan kuasi-reorganisasi.
PENYAJIAN
MODAL PEMEGANG SAHAM
Urutan
penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca sebenarnya
menggambarkan urutan perlindunga dalam kondisi perusahaan mengalami defisit dan
dalam kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit, urutan penyajian
menggambarkan urutan penyerapan rugi, sedangkan dalam kondisi likuidasi urutan
penyajian menggambarkan urutan perlindungan yuridis.
Secara umum kos yang telah dikorbankan menjadi biaya akan diserap melalui aliran pendapatan kotor. Dalam hal terjadi pengorbanan kos akibat hilangnya manfaat menjadi rugi, rugi tersebut akan diserap terlebih dahulu melalui laba bersih dan hanya dalam keadaan yang sangat khusus maka kos tersebut dapat diserapkan oleh kelompok modal pemegang saham. Urutan penyerapan biaya, rugi, dan rugi luar biasa adalah: (1) pendapatan kotor, (2) laba bersih, (3) laba ditahan, (4) premium modal saham, dan (5) modal saham. Urutan penyrapan rugi tersebut sebenarnya merupakan asumsi atau tradisi semata-mata walaupun hal tersebut dapat dikuatkan dalam bentuk standar akuntansi.
Secara umum kos yang telah dikorbankan menjadi biaya akan diserap melalui aliran pendapatan kotor. Dalam hal terjadi pengorbanan kos akibat hilangnya manfaat menjadi rugi, rugi tersebut akan diserap terlebih dahulu melalui laba bersih dan hanya dalam keadaan yang sangat khusus maka kos tersebut dapat diserapkan oleh kelompok modal pemegang saham. Urutan penyerapan biaya, rugi, dan rugi luar biasa adalah: (1) pendapatan kotor, (2) laba bersih, (3) laba ditahan, (4) premium modal saham, dan (5) modal saham. Urutan penyrapan rugi tersebut sebenarnya merupakan asumsi atau tradisi semata-mata walaupun hal tersebut dapat dikuatkan dalam bentuk standar akuntansi.
Urutan
perlindungan menunjukkan siapa yang harus didahulukan dalam menerima distribusi
asset atau siapa yang menanggung segala akibat dalam kasus perusahaan
dilikuidasi. Urutan perlindungan tersebut adalah (1) karyawan dan pemerintah, (2)
kreditor berjaminan, (3) kreditor takberjaminan, (4) pemegang saham prioritas,
dan (5) pemegang saham biasa.
PERINCIAN
LABA DITAHAN
Bila
komponen-komponen tertentu yang berasal dari transaksi operasi dilaporkan
langsung ke laba ditahan, laba ditahan dapat disajikan dan dirinci atas dasar
sumber (by resources), dan ada pula kebiasaan bahwa laba ditahan disajikan
dengan merincinya atas dasar tujuan (by purposes) dengan cara yang disebut
apropriasi dan pembatasan. Masalah teoritisnya adalah, adakah manfaat merinci
laba ditahan atas dasar tujuan, misalnya dengan memecahnya menjadi cadangan,
peruntukan (appropriated), dan bebas (unappropriated)?
LABA
KOMPREHENSIF
Perubahan
akibat transaksi operasi atau transaksi nonpemilik harus dibedakan dan
dipisahkan secara tegas dengan perubahan akibat transaski pemilik,semua
perubahan akibat transaski operasi harus dilaporkan melalui statemen laba-rugi.
Ps-pos operasi dalam ari luas sebagai lawan pos-pos transaski nonpemilik
meliputipos-pos operasi utama, pos-pos tambahan, dan pos-pos yang sifatnya
khusus atau luar biasa tetapi berasal dari transasksi nonpemilik.
Masalah
teoritis yang ada adalah pos-pos mana saja yang dapat dilaporkan melalui
statemen laba ditahan. Terdapat dua pendekatan untuk mengatasi permasalahan tersebut,
yaitu pendekatan kinerja sekarang atau normal, dan pendekatan semua-termasuk
atau surplus bersih.
FASB
menganut pendekatan semua-termasuk secara penuh dengan mengenalkan apa yang
disebut laba komprehensif. Dalam pendekatan semua-termasuk pospos penerobos
masih dilaporkan dalam statemen perubahan laba ditahan, pos-pos penerobos itu
sendiri adalah pos-pos yang dilaporkan langsung dalam statemen laba ditahan
tanpa melalui statemen laba rugi. Penyajian laba komprehensif dapat dilakukan
dengan pendekatan satu-statemen atau dua-statemen.